SELAMAT DATANG SAUDARAKU. SEMAKIN KITA BERBAGI, SEMAKIN BANYAK BAGIAN KITA

Tuesday, October 9, 2012

MERAIH SEKOLAH BERPRESTASI DENGAN "SENYUM"


Makalah
Dipaparkan dalam seleksi Calon Kepala SMP tahun 2007
Oleh Marion, S.Pd.


PENDAHULUAN
Meraih sekolah berprestasi adalah impian banyak warga sekolah, terutamanya Kepala Sekolah. Adalah kebanggaan tersendiri bagi Kepala Sekolah bila sekolah yang dipimpinnya meraih predikat tersebut. Artinya peluang hasil ke jenjang yang lebih tinggi akan terbuka lebar.
Predikat sekolah berprestasi hakikatnya sulit diukur secara pasti. Secara umum kebanyakan orang memandang sekolah berprestasi adalah sekolah yang banyak menelurkan siswa-siswa berprestasi baik tingkat lokal, nasional maupun Internasional, disamping terkenal dengan kedisiplinan dan kebersihannya. Tentu saja siswa-siswa berprestasi tersebut tidak lahir begitu saja, perlu kerja keras dan motivasi yang tinggi untuk mewujudkannya, baik dari internal individu siswa yang bersangkutan, semangat pengabdian guru-guru termasuk kepemimpinan Kepala Sekolah serta dukungan masyarakat.
Bagi banyak warga sekolah, orang pertama yang menjadi fokus perhatian untuk mewujudkan impian di atas adalah kepemimpinan Kepala Sekolah. Bila kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh positif pada kinerja sekolah, maka bukan mustahil impian tersebut terwujud. Sebaliknya bila berpengaruh negatif (baca : Kontraproduktif), maka harapan tersebut akan jauh panggang dari api.
Dari pengalaman penulis selama menjadi guru di lapangan, kebanyakan Kepala Sekolah gagal dalam memberi pengaruh positif bagi kinerja sekolahnya. Kalau ada yang berhasil, itupun masih dapat dihitung dengan jari. Menurut pengamatan penulis, kegagalan tersebut bukan karena sang Kepala Sekolah tidak menguasai ilmu kepemimpinan, ilmu manajemen atau ilmu-ilmu lain yang menjadi syarat sebagai Kepala Sekolah, melainkan disebabkan hal sepele bahkan bersifat non teknis. Utamanya karena faktor kepribadian Kepala Sekolah itu sendiri. Sebagai contoh beberapa Kepala Sekolah terlalu mengambil jarak terhadap warga sekolah lain baik dalam kedinasan bahkan diluar kedinasan. Akibatnya banyak kebijakan tidak jalan karena sering terjadi kesalahpahaman. Ada Kepala Sekolah yang terlalu terbuka sehingga menghilangkan wibawa yang bersangkutan. Ada yang terlalu cerewet, bahkan ada yang seolah tidak peduli pada beberapa warga sekolah lainnya.
Namun sebagai manusia biasa di samping kepribadian yang kontraproduktif tersebut, ada beberapa Kepala Sekolah memiliki sisi menarik yaitu murah senyum. Sehubungan dengan ini penulis tertarik mengkaji lebih lanjut apakah “senyum” dapat menjadi kata kunci dalam membangun kinerja sekolah yang positif yang pada akhirnya nanti dapat meraih predikat sekolah berprestasi.

PERMASALAHAN
Apakah dengan senyum sering Kepala Sekolah dapat membangun kinerja sekolah yang positif sehingga dapat menarik sekoah berprestasi ?

PEMBAHASAN
Menurut ensiklopedia Bebas berbahasa Indonesia, Wikipedia Indonesia (download dari : http://id.wikipedia.org/wiki/senyum), senyum adalah ekspresi wajah yang terjadi akibat bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan bibir atau kedua ujungnya, atau pula disekitar mata. Kebanyakan orang senyum untuk menampilkan kebahagiaan dan rasa senang. Senyum itu datang dari rasa kebahagiaan atau kesengajaan karena adanya sesuatu yang membuat dia senyum. Seseorang kalau tersenyum umumnya bertambah baik raut wajahnya atau menjadi lebih cantik ketimbang ketika dia biasa saja atau ketika marah.
Sedangkan dalam Agama Islam, senyum adalah ibadah. Bahkan hadits Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa senyum adalah sedekah (HR.......?). Ibnu Sina, seorang ilmuwan muslim mengemukakan bahwa salah satu sifat orang Arif adalah selalu senyum gembira (http://kotasantri.com). Jadi senyum merupakan gerak air muka seseorang, utamanya bibir yang kebanyakan timbul dari perasaan hati yang senang dan merupakan perwujudan akhlak yang mulia.
Lebih lanjut Camar Mulya dalam http://kotasantri.com membagi senyuman menjadi lima macam yaitu :
Pertama, senyum egois atau sinis, sebuah senyuman yang tidak bersahabat. Senyuman terbentuk dari perasaan dendam kesumat. Senyum ini dapat menyebabkan orang yang diberi senyum sakit hati melihatnya;
Kedua, Senyum menggoda, sebuah senyum yang bertujuan untuk menggoda seseorang dan dapat menjerumuskan seseorang ke dalam maksiat;
Ketiga, senyum ketabahan, sebuah senyum yang muncul dari orang-orang perkasa dan jantan. Sosok yang mampu menghadapi musibah dengan tabah dan dan senyum ini dirasakan orang yang dekat dengan Allah;
Keempat, senyum ketegaran, menghiasi bibir orang-orang berwibawa dan mempunyai kekuatan dalam hidupnya. Masalah yang berat sekalipun dapat diatasi oleh orang yang mempunyai senyum ketegasan; dan
Kelima, senyum ketulusan, sebuah senyum yang datang dari hati yang dalam. Muncul untuk membahagiakan, menghormati dan memuliakan orang lain. Senyum ini menunjukkan kondisi paralel antara bibir (lahiriyah) dengan hati (batiniyah). Senyum ini memang terasa multiguna mampu menambah keakraban dan hubungan dalam berkomunikasi.
Berdasarkan penjelasan di atas, seorang Kepala Sekolah sangat membutuhkan senyum senantiasa menghiasi bibirnya, dalam hal ini senyum ketulusan. Senyum yang menghargai bawahannya sehingga bawahannya merasa termotivasi bahwa hasil kerjanya dihargai. Senyum yang memacu warga sekolah bersemangat bahwa Kepala Sekolahnya ada bersama-sama sebagai warga sekolah dan ada untuk maju bersama. Dengan menebarkan senyum ketulusan kepada seluruh wargta sekolah, Kepala Sekolah bukan saja akan disegani melainkan lebih dari itu, lebih dicintai dan warga sekolah akan dengan senang hati melaksanakan tugasnya. Apalagi tugas tersebut diarahkan kepada kemajuan sekolah yang hasilnya akan dinikmati secara kolektif.
Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW, bila beliau bertemu seseorang beliau selalu memberi perhatian yang luar biasa kepada lawan bicaranya. Beliau menganggap orang tersebut paling utama dan penting untuk didengarkan sehingga yang bersangkutan sangat merasa puas dan dihargai dan ini memberi pengaruh beasar terhadap sikap dan perasaan orang yang diajak bicara. Tentu saja hal ini akan sulit dilakukan bila seorang Kepala Sekolah bersikap laku sebagai bos, bukan sebagai pemimpin. Kepala Sekolah yang bertindak sebagai penguasa, bukan sebagai manajer.
Senyum ketulusan akan sangat mudah ditebarkan bila sang kepala sekolah bertindak sebagai pemimpin dan manajer. Yaitu kepala sekolah yang memiliki visi jauh ke depan yang senantiasa berusaha mengoptimalkan semua potensi sekolah. Kepala sekolah yang lebih banyak memberi perhatian kepada kepentingan bersama, bukan kepala sekolah yang hanya berusaha menyenangkan atasannya dengan melupakan bawahanya. Selanjutnya menurut penulis dalam kata senyum terkandung lima hal yang sangat dibutuhkan kepala sekolah di samping pengetahuan kepemimpinan dan manjemen. Kelima hal tersebut akan selalu menemani kepala sekolah bila itu senyum ketulusan. Dengan menghayati kelima hal ini, maka senyum yang ditebarkan kepala sekolah akan berpengaruh positif kepada kinerja sekolah dan pada akhirnya akan menggapai sekolah berprestasi. Kelima hal tersebut sebagai berikut: pertama, SE= Semangat, tercermin dari air muka yang menunjukkan minat yang besar terhadap orang yang diberi senyum. Akibatnya orang yang diberi senyum akan ikut bersemangat, karena merasa diperhatikan. Bila ini yang terkandung dalam senyum kepala sekolah, siapapun warga sekolahnya akan tumbuh semangatnya. Semua merasa dihargai. Kita semua mahfum bahwa bila seseorang merasa dihargai, maka semangat hidup yang mulanya layu akan kembali menyala. Bagi itu menambah gairah dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Bagi siswa itu akan memacu semangatnya untuk berprestasi lebih tinggi. Termasuk pegawai sekolah akan lebih semangat melaksanakan tugasnya. Singkat kata, semangat yang terkandung dalam senyum yang tulus, ibarat matahari pagi yang memberi kehangatan kepada isi bumi. Kedua, N= Niat yang tulus yang terbit dari seseorang yang memiliki pandangan jauh ke depan ( visioner ). Niat yang bersih dari ambisi sesaat, niat yang hanya memberi dengan mengharapkan ridho Tuhannya. Bagi seorang kepala sekolah, senyum yang dilandasi niat yang tulus akan memberikan dampak positif baik bagi dirinya sendiri maupun bagi warga sekolah yang dipimpinnya. Bagi pribadi kepala sekolah niat yang tulus akan menghindarikan dirinya dari penyakit stres bila ditemuinya kegagalan. Justru kegagalan akan menjadi pemacu dirinya untuk lebih hati-hati dan waspada. Bagi warga sekolah, niat yang tulus yang terpancar dari senyum kepala sekolah akan menumbuhkan kepercayaan kepada sang pemimpin. Pada akhirnya tumbuh rasa saling percaya dan kerja sama akan terjalin harmonis mewujudkan cita-cita bersama. Ketiga , Y= Yakin, keyakinan yang teguh yang dilandasi iman yang kuat bahwa segala sesuatu akan terjadi hanya dengan kehendak Allah. Dengan bersandar kepadaNya, keyakinan menumbuhkan sikap tegas dan wibawa. Bagi kepala sekolah, keyakinan yang terpancar dari senyum tulusnya akan menambah wibawanya. Pada akhirnya berdampak pada tumbuhnya keyakinan bagi warga sekolah bahwa prestasi dapat dicapai dengan keyakinan yang kuat. Keempat,U=Ulet, merupakan gambaran sikap tidak mudah putus asa dan semangat pantang mundur. Bila ini terpancar dari senyum tulus sang kepala sekolah, maka akan menumbuhkan motivasi luar biasa bagi peningkatan etos kerja warga sekolah. Kelima, M=Menggerakkan, yaitu dampak dari senyum yang tulus. Warga sekolah dengan sendirinya akan tergerak mengikuti tujuan yang ingin dicapai sang Kepala Sekolah dan dengan rela melaksanakan tugasnya dengan segenap kemampuannya. Dengan demikian bukan mustahil prestasi sebagai sekolah berprestasi akan mudah digapai.

PENUTUP

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa satu di antara banyak faktor yang mendukung tercapainya sekolah berprestasi adalah sikap dan komitmen sang kepala sekolahnya. Kepala sekolah yang senantiasa menebarkan senyum kepada seluruh warga sekolah maka dengan sendirinya akan membangun suasana yang harmonis antar warga sekolah dan selanjutnya dengan bekerja sama antar warga sekolah bersama kepala sekolah akan lebih mudah mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
Selanjutnya dari akronim kata “SENYUM” ( SE= Semangat, N = Niat, Y = Yakin , U = Ulet dan M = Menggerakkan ) , tergambar bahwa sang Kepala Sekolah merupakan pemimpin yang memang pantas untuk diikuti dan dibanggakan. Dengan kata lain, Senyum baik secara harfiah maupun secara istilah pada akronim tersebut merupakan amunisi dahsyat bagi keberhasilan Kepala Sekolah melaksanakan tugas kepemimpinannya.


DAFTAR PUSTAKA


Kusuma, Pandi. 2004. “Wajah dan Sebuah Senyuman ”. http://kotasantri.com (di-download April 2007).

Alqarni, Aidh . 2006. “Senyuman” . http://id.wikipedia.org/wiki/Senyum (di-download April 2007).

No comments:

Post a Comment